Drama Korea City of Romance menjadi salah satu serial yang paling banyak diperbincangkan tahun ini. Mengangkat kisah cinta modern yang berbalut luka masa lalu dan mimpi yang belum usai, drama ini menggambarkan bagaimana cinta bisa tumbuh di antara kesibukan dan kesepian kota besar. Dengan naskah yang kuat, sinematografi yang indah, serta akting luar biasa dari para pemerannya, City of Romance berhasil menempati posisi istimewa di hati penonton.
“City of Romance bukan sekadar drama tentang cinta, tapi juga tentang manusia yang belajar berdamai dengan masa lalunya di tengah hiruk pikuk kehidupan modern.”
Sinopsis City of Romance
City of Romance menceritakan kisah Ha Joon, seorang arsitek muda yang kehilangan semangat hidup setelah kegagalan hubungan masa lalu, dan Seo Yeon, seorang penulis skenario yang baru saja kembali ke Seoul setelah bertahun-tahun menetap di luar negeri. Keduanya bertemu secara tidak sengaja di sebuah kafe kecil di Gangnam yang menjadi titik awal kisah mereka.
Ha Joon yang dingin dan perfeksionis perlahan membuka hatinya berkat kehangatan Seo Yeon yang penuh empati. Namun, di balik senyum lembutnya, Seo Yeon menyimpan luka lama yang membuatnya sulit mempercayai cinta. Cerita mereka berkembang di antara cahaya neon kota, gedung pencakar langit, dan hujan malam yang tak pernah berhenti.
“Cinta di kota besar tidak selalu glamor. Kadang ia hadir di antara secangkir kopi dingin dan kata-kata yang tak sempat diucapkan.”
Latar dan Nuansa Sinematik
Salah satu daya tarik utama City of Romance adalah penggambaran kota Seoul yang begitu hidup dan realistis. Dengan arahan sutradara Kim Sang Woo, setiap sudut kota terasa seperti karakter tersendiri. Dari jalanan Myeongdong yang ramai hingga jembatan Han River yang sunyi, semuanya dikemas dengan warna dan cahaya yang menggambarkan suasana hati para tokohnya.
Kamera menangkap keindahan lampu malam, gerimis yang menetes di jendela, dan pantulan cahaya di aspal basah, menciptakan suasana romantis yang melankolis. Estetika visual ini membuat penonton seolah ikut berjalan di sisi Ha Joon dan Seo Yeon, merasakan kesendirian dan kehangatan mereka sekaligus.
“Setiap adegan di City of Romance terasa seperti puisi visual, di mana kota menjadi saksi bisu kisah cinta dua jiwa yang terluka.”
Akting yang Menghidupkan Cerita

Drama ini dibintangi oleh Park Seo Joon sebagai Ha Joon dan Kim Ji Won sebagai Seo Yeon. Duet mereka menjadi magnet utama yang membuat drama ini begitu hidup. Park Seo Joon tampil dengan pesona maskulin yang dingin namun rapuh di dalam, sementara Kim Ji Won berhasil menghadirkan karakter Seo Yeon yang kompleks, lembut, tapi tegas.
Chemistry keduanya begitu natural. Dalam adegan-adegan hening, tatapan mereka sudah cukup bercerita tanpa perlu banyak dialog. Bahkan penonton bisa merasakan ketegangan emosional setiap kali keduanya saling menatap dalam diam.
“Park Seo Joon dan Kim Ji Won tidak hanya berakting, mereka berdialog lewat tatapan dan keheningan yang penuh makna.”
Musik dan Suara Hujan yang Romantis
Soundtrack City of Romance menjadi salah satu elemen yang paling disukai penonton. Lagu utama berjudul Whispering Lights dinyanyikan oleh IU, dan langsung menduduki puncak tangga lagu digital Korea. Musiknya lembut dan emosional, dengan lirik yang menggambarkan kerinduan dan harapan.
Selain lagu utama, penggunaan suara hujan, langkah kaki di trotoar, dan bunyi lalu lintas kota yang samar menciptakan atmosfer yang realistis dan intim. Suara-suara itu seakan menjadi harmoni bagi kisah cinta dua orang yang berusaha bertahan di dunia yang bergerak terlalu cepat.
“Musik dalam City of Romance seperti napas cinta yang pelan, tapi konsisten, menenangkan setiap luka yang tak terlihat.”
Tema dan Pesan yang Mengena
City of Romance tidak hanya berbicara tentang cinta antar dua orang, tapi juga tentang cinta terhadap diri sendiri. Melalui perjalanan Ha Joon dan Seo Yeon, drama ini menunjukkan bahwa untuk mencintai orang lain, seseorang harus terlebih dahulu berdamai dengan masa lalunya.
Kisah ini juga menyinggung isu-isu kehidupan modern seperti tekanan pekerjaan, kesepian di kota besar, dan rasa kehilangan arah di tengah ambisi. Semua dikemas dengan cara yang lembut namun menghujam. Dialognya sering kali sederhana, tapi penuh makna filosofis.
“Kota memang tidak pernah tidur, tapi ada banyak hati yang diam-diam terjaga, menunggu seseorang yang mau mendengarkan.”
Simbolisme Kota dan Cahaya
Sutradara Kim Sang Woo menggunakan simbol cahaya dan bayangan sebagai elemen naratif penting. Cahaya mewakili harapan dan kehangatan, sementara bayangan menggambarkan trauma dan rasa bersalah yang menghantui karakter. Banyak adegan di mana Seo Yeon berjalan di bawah lampu jalan yang temaram, menandakan perjalanannya menuju penyembuhan.
Kota Seoul digambarkan tidak hanya sebagai latar fisik, tetapi juga sebagai cermin emosi tokoh-tokohnya. Ketika cinta mereka mulai tumbuh, warna-warna dalam film menjadi lebih hangat dan terang. Namun, saat konflik datang, visual kembali dingin dan kelabu.
“City of Romance mengubah kota menjadi metafora hati manusia penuh cahaya, tapi juga menyimpan banyak sudut gelap yang belum tersentuh.”
Skenario dan Penyutradaraan yang Menawan
Naskah drama ini ditulis oleh Yoon Mi Jung, penulis yang dikenal lewat karya-karya emosional seperti Autumn Letter dan When We Were Us. Ia menyusun dialog dengan ritme yang lembut namun dalam, membuat setiap kata terasa tulus. Tidak ada kalimat yang terkesan berlebihan, semua mengalir alami.
Sementara itu, Kim Sang Woo sebagai sutradara berhasil menyeimbangkan penceritaan antara estetika visual dan kedalaman psikologis karakter. Ia tidak hanya menyorot cinta, tapi juga perjalanan batin dua manusia yang berusaha memahami diri mereka sendiri.
“Skenario dan arah visual City of Romance seperti tarian halus antara luka dan harapan tidak terburu-buru, tapi meninggalkan jejak di hati penonton.”
Respons Penonton dan Kritikus
Sejak episode pertamanya tayang, City of Romance langsung meraih rating tinggi di Korea dan internasional. Banyak penonton yang mengaku terharu dengan penggambaran realistik cinta dan kesendirian. Media seperti The Korea Herald menyebut drama ini sebagai karya yang “hangat dan reflektif, seperti secangkir kopi di malam hujan.”
Kritikus juga memuji drama ini karena keberaniannya menampilkan romansa dewasa tanpa klise. Tidak ada tokoh sempurna, tidak ada kebetulan berlebihan hanya dua manusia yang mencoba saling memahami di dunia yang keras.
“City of Romance membuat kita percaya bahwa bahkan di kota yang dingin sekalipun, cinta masih bisa tumbuh dari percakapan sederhana dan tatapan tulus.”
Dampak Emosional dan Filosofis
Drama ini berhasil meninggalkan dampak emosional yang kuat bagi penontonnya. Banyak yang merasa bahwa kisah Ha Joon dan Seo Yeon mencerminkan perjuangan pribadi mereka dalam mencari makna cinta dan kehidupan. Pesan yang disampaikan tidak menggurui, tapi mengalir lewat pengalaman para tokohnya.
Beberapa penggemar bahkan menyebut City of Romance sebagai drama yang bisa menyembuhkan hati. Cerita ini mengajarkan bahwa cinta tidak selalu datang untuk menyelamatkan, tetapi kadang hadir untuk mengingatkan kita agar berani hidup lagi.
“City of Romance adalah drama tentang keheningan di antara keramaian, tentang dua hati yang bertemu di dunia yang terlalu bising untuk mendengar cinta.”
Prediksi Penghargaan dan Dampak Budaya
Dengan kekuatan naskah, sinematografi, dan akting para pemainnya, City of Romance diprediksi akan mendominasi berbagai ajang penghargaan seperti Baeksang Arts Awards dan Seoul Drama Awards. Drama ini juga menjadi perbincangan di kalangan penonton global karena temanya yang universal: cinta, kehilangan, dan harapan.
Lebih dari sekadar hiburan, City of Romance menjadi refleksi zaman modern tentang kesepian di tengah konektivitas, tentang cinta di era digital, dan tentang makna rumah yang sesungguhnya.
“City of Romance bukan hanya tontonan, tapi pengalaman emosional. Ia mengingatkan kita bahwa cinta sejati tidak perlu besar cukup hadir, tulus, dan bertahan di antara lampu kota yang tak pernah padam.”






